|
Pesta Gotilon HKBP Jambi 5 November 2017 |
Apa sih Pesta Gotilon?
Pertanyaan yang sederhana namun cukup
sulit untuk memahaminya. Menurut Kamus Batak Toba Indonesia, gotilon berarti
musim menuai atau masa panen. Gotilon diadopsi dari tradisi Jahudi akan Pesta
Hari Raya Pondok Daun atau Pesta hari pengumpulan hasil panen (bnd. Keluaran 23
: 16 – 17; Imamat 23 : 33 – 36; Ulangan 16 : 13 - 15 ). Pesta ini dimaknai
sebagai ungkapan syukur atas berkat dan kasih karunia Tuhan yang senantiasa
memelihara kehidupan umat-Nya. Pada acara ini salah satu unsur yang penting
untuk dilaksanakan adalah dengan membawa Persembahan (Silua) berupa
hasil panen pertama (buah sulung) dari hasil pekerjaan yang dilakukan.
Persembahan itu dibawa ke dalam pelataran Bait Allah sebagai pertanda kehadiran
Allah di dunia. Persembahan yang dikumpulkan akan dipergunakan bagi suku Lewi
sebagai suku yang dikhususkan untuk melayani Tuhan, dan juga dipergunakan untuk
pelayanan kepada orang-orang marjinal (miskin) seperti : budak, para janda/duda
serta yatim piatu.
Dasar teologis membawa persembahan
(silua) kehadapan Allah adalah mengingat Umat Israel yang berada di situasi
yang penuh penderitaan dan kelaparan karena diperbudak di Mesir. Akhirnya Allah
bertindak untuk menyelamatkan mereka dan membawa ke tanah perjanjian yang penuh
dengan susu, madu, tanah yang subur. “Apabila engkau telah masuk ke negeri
yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu menjadi milik pusakamu, dan engkau telah
mendudukinya dan diam di sana. Maka haruslah engkau membawa hasil pertama dari
bumi yang telah kaukumpulkan dari tanahmu yang diberikan kepadamu oleh Tuhan
Allahmu, dan haruslah engkau menaruhnya dalam bakul, kemudian pergi ke tempat
yang akan dipilih Tuhan Allahmu untuk membuat namaNya diam di sana”.(Ulangan 26
: 1 – 2).
Tradisi pesta Gotilon Huria yang
dilaksanakan oleh Gereja HKBP adalah kesadaran akan berbagai pemberian yang
baik dan anugerah yang sempurna semata-mata bersumber dari Tuhan.
Tuhan memberkati manusia senantiasa walaupun pemberontakkan terus ada di
dalam hidup kita. Tuhan tidak pernah menghambati akan berkat yang dicurahkan
bagi manusia, cahaya sinar pagi di ufuk timur, hujan dan panas yang silih
berganti dan banyak lagi. Dengan dasar itulah kita disadarkan untuk memberikan
yang terbaik kepada Tuhan. Di dalam iman Kristen, persembahan tidak harus
dimaknai sebuah kewajiban, sebab berkonotasi tuntutan legal. Artinya bila
dilakukan atau tidak dilakukan akan berdampak yang baik dan yang tidak baik.
Justru Sebaliknya, persembahan lebih merupakan wujud/ekspresi dari hati yang
bersyukur atas kasih Allah yang melimpah. Dengan kata lain, kita memberi karena
Allah sudah terlebih dahulu memberi kepada kita. Segala yang kita miliki
menjadi cerminan untuk memberi ; baik nafas hidup, kesehatan dan rejeki.
Adapun yang kita bawa kepada Tuhan
sebagai persembahan (Silua) tidak lagi melulu hasil panen dari
tanah sebagai mana persembahan jaman dahulu yang hidup sebagai
masyarakat agraris (pertanian). Di masa kini telah terjadi pergeseran demografi
(tempat) dan wilayah pekerjaan, dari desa menjadi semi kota dan dari semi kota
menjadi kota besar (modern). Mereka tidak lagi bersandar pada pertanian atau
perkebunan melainkan bergeser pada dunia jasa dan industri. Itu sebabnya
persembahan (Silua) tidak lagi berfokuskan hasil pertanian dan perkebunan tapi
telah berubah dengan mempersembahkan benda/barang (parsel) atau uang. Umumnya
masyarakat di perkotaan mempersembahkan uang sebagai Silua Pada puncak acara
gotilon uang itu dibawa di atas piring atau dilekatkan di bambu- bambu layaknya
seperti pohon yang berdaun uang.
PestaGotilon merupakan kesempatan yang
baik bagi setiap warga jemaat untuk menyatakan rasa syukur atas berkat yang
diterima dari Tuhan. Dalam tradisi Batak, Silua atau persembahan
dilakukan dengan menganut falsafah hidup “Lebih baik memberi daripada
menerima”. Itu sebabnya di orang Batak dulu sangat terpelihara budaya
“Marsiadap ari” saling membantu tanpa harus menerima imbalan atau upah. Tuhan
telah memberikan hari (waktu), matahari, hujan dan segalanya untuk menjadikan
segala sesuatu sesuai dengan kehendakNya. Tuhan juga memberikan
kemampuan/talenta bagi manusia untuk memenuhi segala kehidupannya walaupun pada
akhirnya Tuhan-lah yang menjadikanNya sesuai dengan Nyanyian BE.No.373 : 1
“Mangulahitajolma”
Mangulahitajolma, manaburboni i,
alaianggojadina di Debatado i
Dilehon las ni ari, nang
namburudanpe,
tongtong di
panumpaknamargurusasude
Nasa uli basa ro sian Debata
IpeIbana puji ma, huhuthaposida.
Marilah kita berlomba-lomba untuk
melakukan yang baik dengan memberikan Silua/persembahan tanpa dengan
sungut-sungut namun dengan penuh sukacita sebagai tanda syukur kita kepada
Tuhan. Dan berikanlah yang terbaik serta yang paling berharga kepada Tuhan seperti
nyanyian terakhir ibadah minggu : Tuhan karuniaMu, Roh dan Jiwaku semua;
Nyawa juga hidupku, harta milikku semua; kuserahkan
padaMu, untuk selama-lamanya. Amen
Kegiatan Pada Pesta Gotilon HKBP Jambi:
1. Acara Ibadah
|
Penyematan bunga semat oleh Generasi Muda HKBP Jambi |
|
|
Prosesi Parhalado HKBP Jambi |
|
Ibadah Minggu |
|
Kotbah oleh Pdt. Hantus Hutapea, S.Th, MM |
|
Pengumpulan Hasil Panen selama Tahun 2017 |
2. Mangulosi Ruas
3. Tortor Batak
|
Olop-olop oleh Panitia Pesta Gotilon |
|
Tortor Parhalado HKBP Jambi |
|
Tortor Panitia Pesta Gotilon HKBP Jambi 2017 |
|
Tortor Sekolah Minggu |
|
Tortor Panitia Distrik HKBP Jambi |
|
Tortor Generasi Muda HKBP Jambi
Tortor Perwakilan Tiap Weijk |
|
Tiap-tiap Tortor membawa Silua | | | |
4. Lelang Hasil Panen
|
Salah satu hasil panen dari Distrik Center HKBP Jambi |
5. Kupon Berhadiah
|
Pencabutan Nomor Undian oleh Biv. AM. Br. Sitorus |
|
Penyerahan Hadiah Hiburan 3 |